BAB
I
PENDAHULUAN
Perubahan-perubahan
sosial yang serba cepat (rapid social cange) sebagai konsekuensi modernisasi.
Industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi
nilai-nilai moral etika dan gaya hidup (value sistem and way of laife). Tidak
semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut diatas
yang pada gilirannya yang bersangkutan dapat jatuh sakit, atau mengalami
gangguan penyesuaian diri (adjustment disorder).
Perubahan-perubahan
tat nilai kehidupan yang seringkali juga disebut perubahan-perubahan
psikososial antara lain dapat dilihat dari hal-hal yang berikut ini, yaitu :
1.
Pola hidup mayarakat dari yang
semula sosial religius cenderung kearah pola kehidupan masyarakat individual,
materialistis dan sekuler.
2.
Pola
hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif.
3.
Struktur
keluarga yang semula keluarga besar (extended family) cenderung kearah keluarga
inti (nuclear family), bahkan sampai pada keluarga tunggal (single parent
family).
4.
Ambisi
karier dan materi yang sebelumnya menganut azas-azas hukum dan moral serta
etika, cenderung berpola tujuan menghalalkan segala cara ; misalnya dengan
melakukan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Dari jaman purbakala sebenarnya sudah terdapat
tanda-tanda yang menunjukan bahwa manusia telah mengenal tentang gejala-gejala
gangguan jiwa. Sejak saat pembuahan, seorang manusia merupakan satu kesatuan
badan dan jiwa yang tidak dapat dipisahkan. Bila terganggu maka akan bereaksi adalah
manusia secara keseluruhan, bukan hanya badannya atau jiwanya saja. Jadi dapat
di katakan bahwa badan dan jiwa bukanlah kesatuan yang berdiri sendiri-sendiri,
melainkan merupakan aspek-aspek manusia yang digambarkan untuk memudahkan
komunikasi.
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untukmemnuhi salah satu tugas mata kuliah jiwa 1
dan untuk mengidentifikasi gejala-gejala dari gangguan jiwa pada pasien harga
diri rendah dan untuk mengintervensi proses keperawatan yang seharusnya dilakukan
pada klien gangguan jiwa.
1.3
Metoda Penulisan
Metoda
penulisan dari makalah ini yaitu dengan mengambil literatur kepustakaan yang
ada kaitannya dengan klien gangguan jiwa khususnya harga diri rendah (HDR).
1.4
Sistematika penulisan
Bab I Pendahuluan
yang terdiri dari:
Latar belakang
,Tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulis an.
Bab II Tinjauan teoritis yang meliputi :
2.1 Definisi,
Gangguan Harga Diri Rendah, Karakteristik Prilaku, Masalah Kepeawatan Yang
Mungkin Timbul, Tujuan Keperawatan.
2.2 Sebab-Sebab
Gangguan Jiwa
Bab III Study Kasus
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1
Harga Diri Rendah (HDR)
a.
Definisi
Keperawatan adalah proses
interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan prilaku yang
mengkontribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat
berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American
Nurses Association) mendefinisikan keperawatan mental dan psikiatrik sebagai :
“Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori prilaku
manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai
kiatnya”.
Gangguan harga diri sendiri sebagi
evaluasi diri dan perasaan-prasaan tentang diri atau kemampuan diri negatif, yang
dapat di eksperikan secara langsung maupun tidak langsung.
Klien gangguan jiwa kronis mempunyai
harga diri yang rendah khususnya dalam hal identitas dan prilaku. Klien
menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangnnya, tidak ingin
melakukan sesuatu untuk menghindari kegagalan (takut gagal) dan tidak berani
mencapai sukses.
Harga diri adalah penilaian individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh prilaku sesuai dengan
ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan
perasaan berharga. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri, hilang kepercayaan diri, merasa gagl mencapai keinginan.
b.
Gangguan Harga Diri Rendah
Gangguan harga diri yang disebut
dengan harga diri rendah dapat terjadi secara :
1)
Situasional, yaitu terjadinya
trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi(korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara dan lain-lain).
Pada klien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :
o
Privacy
yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter,
pemeriksaan perineal).
o
Harapan
akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
o
Perlakuan
petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya : berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
2) Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap
diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai
cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit daan dirawat akan menambah persepsi
negatif terhadap dirinya.
c.
Karakteristik Prilaku
1.
Perasaan negatif terhadap diri
sendiri
2. Menyatakan diri tidak berharga, tidak
berguna dan tidak mampu
3.
Mengatakan hal-hal negatif
terhadap keadaan
4. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan
fungsi sebagaimana mestinya
5.
Menarik diri dari kehidupan
sosial
6.
Kritik terhadap diri sendiri
dan/atau orang lain
7.
Pembicaraan kacau
8.
Mempersepsikan adanya
ketegangan peran
9.
Mudah tersinggung/mudah marah
10.
Produktifitas menurun
11.
Pandangan hidup yang ekstrim
12.
Penolakan terhadap diri sendiri
13.
Menarik diri dari relitas
14.
Mengatakan pesimis dalam
menghadapi kehidupan
15.
Merasa diri tidak adekuat
16.
Keluhan fisik
17.
Penyalahgunaan zat
d.
Masalah Keperawatan Yang
Mungkin Timbul
1.
Isolasi sosial
2.
Distress spiritual
3.
Perubahan proses berfikir ;
curiga
4.
Perubahan interaksi sosial :
menarik diri
5.
Potensial amuk
6. Perubahan pola seksualitas ; menurunnya
gairah seksual
7.
Gangguan harga diri ; harga
diri rendah situasional/atau kronik
8.
Keputusaan
9.
Isolasi sosial ; menarik diri
10.
Risiko prilaku kekerasan
e.
Tujuan Keperawatan
1. Pasien mampu melakukan interaksi dengan
lingkungannya
2.
Pasien tidak mengalami ditress
3. Pasien tidak memperlihatkan perasaan
curiga terhadap lingkungannya
4. Pasien mampu melakukan hubungan
interpersonal yang baik
5.
Pasien mampu mengontrol prilaku
marah
6.
Pasien mampu mengembalikan
gairah seksualnya
7.
Pasien tidak lagi putus ada
8.
Pasien tidak melakukan
prilakukekrasan
2.2
Sebab-Sebab Gangguan
Jiwa
Tidak seperti pada penyakit jasmaniah, sebab-sebab gangguan jiwa
adalah komplek. Pada seseorang dapat terjadi penyebab satu atau bebrapa faktor
dan bisanya berdiri sendiri.
Mengetahui sebab-sebab gangguan jiwa penting untuk mencegah dan
mengobatinya, umumnya sebab-sebab gangguan jiwa dibedakan atas :
1.
Sebab-sebab jasmaniah
(Biologis)
a.
Keturunan
b.
Konstitusi
-
Jasmaniah
-
Temperamen
-
Penyakit dan cedera tubuh
2.
Sebab-sebab kejiwaan/psikologis
Bermacam pengalaman, frustasi,
kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan
sifat-sifatnya di kemudian hari.
3.
Sebab-sebab budaya/kultural
Kebudayaan secara tehnis adalah ide
atau tingkah laku yang dapat di lihat maupun tidak dapat terlihat. Faktor budaya
menentukan “warna” gejala-gejala, disamping mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan, kebiasaan
yang berlaku dalam kebudayaan itu.
Bebrapa
faktor-faktor lebudayaan tersebut :
a.
Cara-cara membesarkan anak
Cara-cara
membesarkan anak yang kaku dan otoriter, hubungan orang tua®anak menjadi kaku dan tidak hangat.
Anak-anak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak
suka bergaul atau justru menjadi penurut yang berlebihan.
b.
Sistem Nilai
Perbedaan sistem nilai moral dan
etika antara kebudayaan satu dengan yang lain : antara masa lalu dengan
sekarang sering menimbuklan masalah-masalah kejiwaan.
c. Kepincangan antara keinginan dengan
kenyataan yang ada
Iklan-iklan
di radio, televisi, surat kabar, film dan lain-lain menimbulkan
nayangan-bayangan yang menyilaukan tentang kehidupan modern yang mungkin jauh
dari kenyataan hidup sehari-hari.
d. Ketegangan akibat faktor ekonomi dan
kemajuan teknologi
Dalam
masyarakat modern kebutuhan makin meningkat dan persaingan makin meningkat dan
makin ketat untuk meningkatkan ekonomi.
e.
Perpindahan-perpindahan
kesatuan keluarga
Khusus untuk anak-anak yang sedang
berkembang, kepribadiannya,perubahan-perubahan lingkungan, (kebudayaan dan
pergaulan), hal ini cukup mengganggu.
f.
Masalah golongan minoritas
Tekanan-tekanan perasaan yang dialami
golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan rasa pemberontakan yang
selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan
tindakan-tindakan yang akan merugikan orang banyak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn.A
DENGAN GANGGUAN KEPRIBADIAN : SKIZOID
DI
RUANG MERPATI RSJ CISARUA-CIMAHI
I.
Pengkajian
A.
Identitas Klien
Nama :
Tn. A
Jenis Kelamin :
Laki-lakii
Umur :
17 tahun
Agama :
Islam
Pendidikan :
SMU
Pekerjaan :
Pelajar
Status :
Belum nikah
Alamat :
Desa Rancabango blok D.13
Tanggal Masuk : 05 Mei 2009
Tanggal Pengkajian : 10 Juni 2009
No.RM :
010203
Diagnosa Medis : Skizoid
B. Identitas Penggung Jawab
Nama :
Tn. B
Umur :
52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat :
Desa Rancabango blok D.13
Hubungan dgn klien : Ayah kandung
II.
Alasan Masuk
Menurut penuturan klien. Klien mengatakan bahwa klien dibawa ke RSJ
Cimahi ± 3minggu yang lalu oleh keluarganya dengan keluhan klien suka berdiam
diri, sering melamun dan klien suka berbicara sendiri. Setelah dibawa ke RSJ
oleh dokter klien dinyatakan harus dirawat. Pada saat 19 April 2005 klien
tampak suka menyediri dari orang lain. Klien tampak kurang bergairah dan tidak
terlihat ekspresi, marah atau bahagia. Kontak mata kurang, klien tampak
mempertahankan jarak.
Masalah keperawatan : Skizoid.
III.
Faktor Prediposisi
Sebelumnya klien tidak pernah mengalami
gangguan jiwa
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Menurut penuturan klien sejak usia 7 tahun
klien sering mengalami penganiayaan fisik dan psikologis dari orang tuanya. Persitiwa
tersebut terjadi sejak klien mulai masuk SD kelas 3. Prestasi klien di sekolah
yang selalu menurun dan sering dimarahi oleh gurunya karena nakal,hingga klien harus
tinggal kelas
Masalah keperawatan : Penganiayaan fisik
dan Psikologis.
IV.
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah :
120/80 MmHg
Respirasi :
20 x/menit
Nadi :
90 x/menit
Suhu :
36°c
V.
Psikososial
a.
Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Klien
Pernikahan
Tinggal
Serumah
Penjelasan :
-
Klien
adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara
-
Klien
tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya beserta adik dan kaknya
-
Orang
yang paling dekat dengan klien adalah kakak kandungnya.
b.
Konsep diri
1.
Citra tubuh
Pada saat dikaji klien
memangatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
2.
Identitas diri
Pada saat dikaji klien
mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki.
3. Peran.
Klien
mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai anak dari ke-2 orang tuanya dan adik
sekaligus kakak dari saudara kandungnya.
4.
Ideal diri
Pada saat dikaji klien mengatakan
sudah sembuh dan ingin pulang di jemput orang tuanya dan keluarganya yang lain
5.
Harga diri
Pada
saat dikaji klien mengatakan tidak ada yang salah pada dirinya.
Masalah keperawatan : Gangguan Kepribadian
Skizoid.
c.
Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan
tidak mau bergaul dengan teman-teman sekamarnya karena klien merasa tidak
nyaman.Klien lebih senabg menyendiri.
Masalah keperawatan : Gangguan Kepribadian Skizoid
d.
Spiritual
1.
Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam klien
mengatakan percaya adanya Allah SWT
2.
Kegiatan ibadah
Klien tahu shalat dalam sehari itu
ada berapa kali dan berapa rakaat dan klien suka melakukannya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
VI. Status Mental
a.
Penampilan
Pada saat dikaji klien terlihat
rapih, dapat menggunakan pakaian dengan baik tanpa bantuan orang lain
b.
Pembicaraan
Dalam pembicaraan klien
terputus-putus dan tampak ketakutan
Masalah
keperawatan : Gangguan komunikai verbal
c.
Akhuitas motorik
Pada saat dikaji klien kelihatan
lemas, duduk diam di tempat tidur dan tampak kurang bergairah
Masalah keperawatan : Intoleransi aktifitas motorik
d.
Alam perasaan
Pada saat dikaji ekspresi wajah
Tidak tampak sedih, padahal klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul
dengan kedua orang tuanya dan kakak serta adiknya
Masalah keperawatan : Gangguan kepribadian Skizoid.
e.
Apek
Klien memiliki apek yang datar
ketika ada stimulus yang menyenangkan ataupun menyedihkan.
Masalah keperawatan : Gangguan kepribadian Skizoid
f.
Interaksi selama wawancara
Pada saat dikaji, kontak
mata kurang
Masalah keperawatan : Gangguan
komunikasi verbal
g.
Persepsi
Klien
mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara dan bayangan-bayangan yang tak
berwujud
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
h.
Proses fikir
Klien mengalami gangguan proses pikir
Sirkumstansial, terbukti dari pembicaraan klien yang berbelit-belit sampai pada
tujuan/sasaran
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir
Sirkumstansial
i.
Isi pikir
Pada saat melakukan pertemuan
dengan klien ditemukan bahwa klien malu apabila ketemu dengan orang lain
j.
Tingkat kesadaran
1.
Orientasi waktu
Klien bisa menyebutkan hari ini (Jum’at), besok dan
kemarin
2.
Orientasi tempat
Klien
bisa menyebutkan bahwa ia sedang berada di RSJ dan sedang dirawat
3.
Orientasi orang
Klien bisa menyebutkan nama
anggota keluarganya seperti nama Ibu, kakak dan adiknya
k.
Memory
Pada saat dikaji klien bisa menceritakan kembali peristiwa
yang menimpa pada dirinya, baik yang telah terjadi 1 bulan, seminggu yang lalu,
serta kejadian saat ini.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l.
Tingkat konsentrasi dan
berhitung
Pada saat dikaji klien dapat menjawab hitungan
sederhana (Misalnya 4,6 dan lain-lain) dan dapat menyebutkan kembali siapa saja
yang berkenalan dengannya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m.
Kemampuan penilaian
Klien dapat membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan klien baik, terbukti klien dapat
menilai dan membedakan warna baju antara klien dengan perawat
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
n.
Daya tilik diri
Klien menyadari dirinya berada di RSJ Cimahi dan klien
mengaku dirinya sedang sakit dan memerlukan perawatan “tapi dalam hubungan
sosial klien merasa sudah sembu”
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
a.
Nutrisi
1.
Makan
Frekuensi makan klien 3 x/hari, sebelum makan berdo’a dahulu, porsi
makan habis, makan memakai sendok dan tidak lupa cuci tangan dulu, lalu berdo’a
sesudah makan
2.
Minum
Setelah makan klien mampu menyuapkan minum memakai gelas tanpa
bantuan orang lain dan dapat membersihkan alat makan yang sudah diapakai
b.
Eliminasi
BAK/BAB
Klien mampu BAK/BAB secara mandiri, di WC kemudian
setelah selesai dibersihkan sendiri dan klien mampu merapihkan pakaiannya
kembali
c.
Personal hygiene
Klien dapat menjaga kebersihan dirinya seperti klien
mandi 2 x/hari, memakai sabun, gosok gigi memakai pasta gigi, klien mandi
sendiri tanpa bantuan orang lain
d.
Berpakaian
Pakaian klien bersih dan rapih, klien dapat
menggunakan pakaian tanpa bantuan dari orang lain
e.
Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidak punya masalah dalam istirqahat
tidur dan klien mengatakan tidurnya nyenyak dan merasa segar bila bangun tidur,
setelah bangun tidur bisa merapihkan tempat tidur dan kemudian mandi
f.
Penggunaan obat
Klien tidak pernah
menggunakan obat-obatan terlarang hanya mampu minum obat sendiri dari dokter.
g.
Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa setelah pulang ia akan
melakukan perawatan lanjutan. Kebagian rawat jalan RSJ Cimahi
h.
Aktifitas didalam rumah
Klien mengatakan setelah
klien pulang ke rumah klien akan melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik.
i.
Aktifitas diluar rumah
Klien
mengatakan akan melaksanakan apa yang di perintahkan orang tuanya dengan baik.
VIII. Aspek Medis
Diagnosa medik :
Skizoid.
Therapy medis :
Stelazine 5 mg 3 x 1 tablet
Tryhexsipindile (THD) 2 mg 3 x 1 tablet
CP2 (Clopamizine) 100 mg 1 x 1 tablet
IX. Daftar Maslaah
1.
Gangguan Kepribadian Skizoid.
X. ANALISA DATA
No
|
Data
|
|
1
|
DS :
-
Klien mengatakan malu pada kakak, adiknya
teman-temannya karena ada di RSJ ini
DO :
-
Klien tampak menghindar dari
orang lain
-
Klien tampak kurang bergairah
-
Klien terlihat jarang
berkomunikasi dengan orang lain
|
Gangguan konsep diri (HDR)
|
2
|
DS :
-
Klien menyatakan tidak mau
bergaul dengan teman-teman sekamarnya karena ia merasa dirinya sudah sembuh
-
DO :
-
Klien tampak tampak lebih
sering menyendiri ditempat tidurnya
-
Klien lebih banyak tidur siang
|
Gangguan Isolasi sosial
(MD)
|
3
|
DS :
-
Klien mengatakan ingin segera
pulang dan berkumpul dengan kedua orang tuanya, kakak dan adiknya
DO :
-
Ekpresi wajah klien tampak sedih
-
Klien sering melamun
|
Gangguan alam perasaan
sedih
|
4
|
DS :
-
Klien mengatakan badannya terasa lemas
DO :
-
Klien tampak duduk ditempat tidur
-
Klien tampak diam
-
Klien tampak kurang bergairah
|
Intolersansi aktifitas
motorik
|
5.
|
DS :
-
Klien mengatakan lebih suka
diam daripada mengobrol
DO :
-
Klien jarang berkomunikasi dengan temannya
-
Klien lebih banyak diam
|
Kerusakan komunikasi
verbal
|
XI. Pohon Masalah
Gangguan isolasi sosial : MD Akibat
Gangguan konsep diri, (HDR) Core problem
Berduka disfungsi
oral Penyebab
- Prioritas masalah ® gangguan isolasi sosial : MD s/d harga diri rendah
PROSES
KEPERAWATAN
Nama : Nn. N
No. CM : 002864
No.
|
DIAGNOSA
|
P E R E N C A N A A N
|
|
|
|||
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
6
|
7
|
1
|
Gangguah isolasi sosial
sehubungan dengan rendah diri yang ditandai dengan
DS :
-
Klien mengatakan tidak mau
bergaul dngan teman sekamarnya karena ia merasa sudah sembuh
DO :
-
Klien tampak sering menyendiri di tempat tidur
-
Klien lebih banyak diam
-
Klien tampak banyak tidur
siang
|
Tujuan umum
o Klien mampu membina hubungan dengan orang lain
Tujuan khusus
o Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilki
o
|
o Dalam 2 x
pertemuan klien mau meneirma kehadiran perawat berjabat tangan/bersalaman
o Klien mau
menyebut kan nama, mau menjawab salam
o Klien mau mengutarakan perasaannya
walaupun sedikit
|
Membina
hubungan saling percaya
o Salam
terapeutik
o Perkenalkan
diri dengan sopan
o Tanyakan
nam lengkap
o Tanyakan
nama panggilan yang disukainya
o Jelaskan
tujuan pertemuan
o Buat
kontrak
o Dengarkan
ungkapan klien
|
Dengan terbinanya
hubungan saling percaya merupakan langkah utama untuk melakukan terapeutik
|
Membina hubungan saling
percaya :
o Salam terapeutik
”Assalamualaikum, selamat siang nona”
o Perkenalkan nama
saya neng ayun, panggil saja ayun saya salah satu mahasiswa AKPERPEMDA GARUT
o Boleh saya tahu nama nona siapa ? biasa dipanggil apa ?
o Menyebutkan tujuan : saya kesini untuk membantu nona dalaam memcahkan
masalah
o Membuat kontrak : saya dinas diruangan ini selama 2 minggu dari jam
07.00-14.00
o Mendengarkan ungkapan klien bahwa klien tidak mau bergaul dengan teman-teman
sekiamarnya karena ia merasa sudah sembuh
|
S : Klien mengatakan tentang dirinya, klien mengatakan
namanya Novi dan klien mengungkapkan masalaah yang dihadapinya
O
: - Klien menjawab salam
- klien mau
berjabat tangan
A : hubungan saling percaya sudah terbina
P : lanjutkan tujuan
khusu ke II
|
|
|
o Klien dapat
mengidentifikasi kemampuan dan sapke negatif yang dimiliki
|
Setlah 2 x pertemuan klien
dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Aspek
intelektual
o Aspek sosial
budaya
|
o Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimilki
o Setiap bertemu dengan klien hindarkan penilaian
o Utamakan pujian/pemberian pujian yang ralistis
|
o
Dengan
diketahuinya kemampuan dan aspek yang dimiliki klien akan lebih percaya diri
o Dengan menghindarkan penilaian negatif diharapkan klien merasa punya
kemampuan yang lebih
o Dengan memberikan pujian klien merasa benar-benar dihargai dan klien akan
merasa diperhatikan
|
o
Mendiskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimilki
“kehiatan apa saja yang Nn. N lakukan untuk mengisi waktu luang ?
o Menghindarkan penilaian negatif
o
Memberikan
pujian yang realistis “ oh ternyata
Nn. Novi pintar menyanyi, dan itu bisa dikembangkan lagi karena nona
mempunyai suara yang sangat bagus
|
S : klien mengatakan bisa menyulam dan
menyanyi
O : diruang rehabilitasi klien tampak menyanyi
A : klien dapat mengidentifikasi aspek yang dimilikinya
P
: lanjutkan Tuk selanjutnya
|
|
|
o Klien dapat
melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya
|
o Setelah 4 x pertemuan klien dapat membuat rencana kegitan harian
|
o Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukannya setiap hari
sesuai dengan kemampuannya
o Tingkatkan
kegiatan sesuai dengan kondisi klien
o Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
|
o Dengan menyusun rencana aktifitas sehari-hari dihapakan
klien dapat mengatur waktu dengan baik
o Dengan meningkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi
klien diharapkan klien tidak merasa jenuh
o Dengan memberikan contoh klien tidak bingung lagi untuk
beraktifitas
|
o
Merencanakan
aktifitas sehari-hari “Ibu coba ceriatakan kegiatan apa saja yang dapat ibu
lakukan setiap hari ?”
o
Meningkatkan
kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan klien “Bagaimana kalau ibu
jalan-jalan keluar agar tidak jenuh disini, sambil berolahraga
o
Memberikan
contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan “bagaimana kalau hari
ini kita lakukan menyulam sambil ngobrol tentang maslaah ibu ?”
|
S : Klien mengatakan setuju dengan
rencana yang dibuat
O : klien mulai melakukan kegiatan
menyulam
A : klien dapat mealkuakn kegiatan
menyulam sesuai dengan kondisi sakitnya
P : lanjutkan ke Tuk selanjutnya
|
|
|
o Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
|
o Setelah 5 x pertemuan klien dapat memanfaatkan sistem pendukung
|
o Beri penkes pada keluarga tentang cara merawat klien dengan HDR
o Bantu keluarga memberi dukungan selama klien diraat
|
o Dengan memberikan penkes pada keluarga diharapkan
keluarga dapat merawat klien dirumah denagan baik
o Dengan membantu klien untuk membina/memberi dukungan
pada klien diharapkan klien akan merasa diperhatikan dan mendapat dikungan
baik dari keluarga ataupun dari perawat
|
o
Keluarga
aklien menjenguk tapi tidak bertemu jadi untuk TUK 4 tidak dapat
dilaksanakan
|
S : Klien mengatakan keluarganya datang
menjenguk tapi tidak ketemu
O : Keluarganya datang tapi tidak bertemu
klien
A : Tujuan belum tercapai
P :
|
|
|
o Klien dapat menggunakan obat dengan benar sesuai dprogram pengobatan
|
o Klien dapat menyebutkan obat-obatan yang diminum dan kegunaannya serta
efek samping yang mungkin timbul
|
o Jelaskan jenis obat yang diminum oleh klien, kegunaan serta efek
sampingnya
o Sidkusikan
kerugiannya jika berhenti minum obat
o Jelaskan pinsip-prinsip minum obat
|
o Dengan menjelaskan jenis obat yang diminum lie
diharapkan klien dapat memahami dan mengetahui obat apa yang diminumnya
o Dengan menjelaskan kerugian jika berhenti minum obat
diharapkan klien terus meminum obatnya selama masih dianjurkan
o Dengan menjelaskan prinsip-prinsip minum obat yang
benar diharapkan klien tidsak salah dalam penggunaan obat
|
o Menjelaskan janis obat yang diminumnya
“Bu, coba
ibu lihat obat yang putih namanya trihexsipinidle supaya ibu tidak gemetaran,
dosinya 2 mg 3 x sehari 1 tablet dan kalau dimkinum bisa membuat mulut ibu
kering, pusing mual dan susah kencing, kalu yang oranye namanya omazine
dosisnya 100 mg, 1 x sehari 1 tablet gunanya supaya tidak muntah dan bisa
tidur dengan nyenyak, yang satu lagi warna biru namanya stelazine dosisinya 5
mg 3 x sehari 1 tablet gunanya agar ibu tisdak gelisah, tidak bingung dan
tidak cemas”
o Menjelaskna kepada klien bahwa jika ibu berhenti minum obat maka
akan menghambat proses penyembuhan ibu sendiri,
o
Menjelaskan
prinsip-prinsip benar minum obat
“Bu minum obat yang benar itu adalah benar
dosisnya, waktunya, nama obatnya cara meminumnya supaya tidak terjadi
kesalahan/ penyalah gunaan.”
|
|
DAFTAR PUSTAKA
-
Keliat,
Budi Ana. Skp. Msc. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
Jakarta. EGC. 1992
-
Prof. Dr.dr. H. Hawari, Dadang,
Psikiater. Manajemen
Stres, Cemas dan Depresi.
Jakarta. FKUI. 2001.
-
Townsend, Mary C. Buku Saku
Diagnosa Keperawatan Pada Keperawaatn Psikitri Pedoman Untuk Pembuatan Rencana
Keperawatan. Jakarta.EGC. 1998.
-
Standar
Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi Pertama. Rumah Sakit Jiwa Pusat. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar